Istilah dalam Analisis Fundamental Saham

 Lapis saham berdasarkan market capnya : Blue Chip : Market Cap > 40 T , Mid-Cap Stocks : Market Cap 500 B- 40 T, Small-Cap Stocks : Market Cap < 500 B. Saham dengan Market Cap < 500 B biasa disebut saham gorengan karena bisa dengan mudah dipermainkan harganya oleh bandar.

Earning Per Share ( EPS ) : Laba yang dihasilkan suatu perusahaan yang dibagikan per lembar saham nya.

Price Earnings Ratio ( PER ) : Harga wajar saham terhadap laba yang dihasilkannya. Rata rata dunia untuk per yang wajar itu dibawah 15 kali dan harus dibandingkan ke saham yang satu sektor, PER ini makin kecil berarti semakin bagus.

PBV ( Current Price to Book Value ) : Harga wajar saham terhadap modalnya. Rata rata dunia untuk PBV yang masih murah adalah 1– 2 kali dan harus dibandingkan ke saham yang satu sektor. PBV didapat dari Price (harga ) dibagi BVPS (Current Book Value Per Share )

BVPS (Current Book Value Per Share ) : Ekuitas pemilik induk : Jumlah lembar saham yang diterbitkan perusahaan. Ekuitas didapat dari Aset dikurangi liabilitas ( utang perusahaan ). BVPS adalah nilai buku perlembar saham / kekayaan bersih suatu perusahaan. Kalau sampai suatu perusahaan di likuidasi / dibubarkan maka BVPS ini akan dibagikan ke tiap pemegang sahamnya.

Gross Profit Margin ( GPM ) : Rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa besar presentase dari laba kotor dibanding penjualan, GPM yang tinggi bisa menandakan bahwa produk perusahaan bukan hanya dibutuhkan namun juga disukai oleh pelanggan. Produk yang disukai biasanya harganya bisa lebih tinggi dibanding harga produk dari kompetitor. Selain itu GPM juga bisa menunjukan apakah sebuah perusahaan efisien apa tidak dalam mengelola biaya produksinya. Semakin tinggi angka GPM maka semakin besar pula potensi laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan.

Net Profit Margin ( NPM ) : Rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa besar presentase laba bersih dibanding penjualan. Laba bersih adalah laba yang sudah dikurangi dengan beban biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Deviden berasal dari laba bersih. Semakin tinggi angka NPM semakin baik , idealnya harus selaras dengan tingginya angka GPM ( Gross Profit Margin ) . Jangan sampai NPM yang tinggi berasal dari penjualan aset karena pendapatan dari penjualan aset tidak berulang, karena tidak mungkin perusahaan menjual asetnya setiap tahun.

Dividend Per Share ( DPS ): Deviden perlembar saham yang akan dibagikan kepada tiap pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham yang dimiliki.

Revenue Per Share ( RPS ) : Pendapatan dari penjualan produk suatu perusahaan yang sudah dibagi ke tiap lembar saham.

Cash Flow Per Share ( CFPS ) : Arus kas aktivitas operasi yang sudah dibagi ke tiap lembar saham nya. Kemudian untuk menentukan Price to Cash Flow Ratio (PCFR) didapat dari harga saham dibagi arus kas per saham.

Dividend Yield :Presentase deviden yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Operating Profit Margin ( OPM ) : Rasio yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba operasi.

Return On Equity ( ROE ) : Rasio yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dibanding ekuitas nya, sehingga bisa diketahui perusahaan dapat mengembalikan labanya dalam berapa tahun. Untuk memilih perusahaan yang pertumbuhan nya cepat, pastikan pengembalian return / pertumbuhan suatu perusahaan itu 10 -12 % atau lebih .

Debt Equity Ratio ( DER ) : Presentase hutang dari suatu perusahaan. Jika DER lebih dari 100 % artinya hutang nya sudah melebihi modal perusahaan tersebut.

Untuk dapat Deviden . Jika belum punya saham yang akan bagi Deviden, Kalian harus beli di terakhir saat Cum Date dan harus hold sampai Ex Date. Setelah itu Kalian terserah mau jual atau tidak.

Stock split : Pemecahan lembar saham.

Initial Public Offering (IPO) : Penawaran saham ke masyarakat luas yang diselenggarakan oleh Perusahaan. Jadi jual beli terjadi antara investor dan perusahaan, karena perusahaan yang ingin menjual saham pertama kalinya harus melalui IPO.

Auto Reject Atas ( ARA ) : Batasan maksimum kenaikan harga sebuah saham dalam satu hari.

Auto Reject Bawah ( ARB ) : Batasan maksimum penurunan harga sebuah saham dalam satu hari.

Auto Reject Bawah ( ARB ) : Batasan maksimum penurunan harga sebuah saham dalam satu hari.

Auto Reject Saham ( Auto Rejection ) : Batasan maksimum atau minimum kenaikan dan penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan bursa. Mekanisme auto rejection ini diberlakukan untuk melindungi investor dari fluktuasi harga saham yang terlalu tinggi.

Bullish : Trend naik atau menguat secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu.

Bearish : Trend turun atau melemah secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu

Sideways : Trend stabil , tidak naik dan juga tidak turun.

 Lapis saham berdasarkan market capnya : Blue Chip : Market Cap > 40 T , Mid-Cap Stocks : Market Cap 500 B- 40 T, Small-Cap Stocks : Market Cap < 500 B. Saham dengan Market Cap < 500 B biasa disebut saham gorengan karena bisa dengan mudah dipermainkan harganya oleh bandar.

Earning Per Share ( EPS ) : Laba yang dihasilkan suatu perusahaan yang dibagikan per lembar saham nya.

Price Earnings Ratio ( PER ) : Harga wajar saham terhadap laba yang dihasilkannya. Rata rata dunia untuk per yang wajar itu dibawah 15 kali dan harus dibandingkan ke saham yang satu sektor, PER ini makin kecil berarti semakin bagus.

PBV ( Current Price to Book Value ) : Harga wajar saham terhadap modalnya. Rata rata dunia untuk PBV yang masih murah adalah 1– 2 kali dan harus dibandingkan ke saham yang satu sektor. PBV didapat dari Price (harga ) dibagi BVPS (Current Book Value Per Share )

BVPS (Current Book Value Per Share ) : Ekuitas pemilik induk : Jumlah lembar saham yang diterbitkan perusahaan. Ekuitas didapat dari Aset dikurangi liabilitas ( utang perusahaan ). BVPS adalah nilai buku perlembar saham / kekayaan bersih suatu perusahaan. Kalau sampai suatu perusahaan di likuidasi / dibubarkan maka BVPS ini akan dibagikan ke tiap pemegang sahamnya.

Gross Profit Margin ( GPM ) : Rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa besar presentase dari laba kotor dibanding penjualan, GPM yang tinggi bisa menandakan bahwa produk perusahaan bukan hanya dibutuhkan namun juga disukai oleh pelanggan. Produk yang disukai biasanya harganya bisa lebih tinggi dibanding harga produk dari kompetitor. Selain itu GPM juga bisa menunjukan apakah sebuah perusahaan efisien apa tidak dalam mengelola biaya produksinya. Semakin tinggi angka GPM maka semakin besar pula potensi laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan.

Net Profit Margin ( NPM ) : Rasio yang dipakai untuk mengukur seberapa besar presentase laba bersih dibanding penjualan. Laba bersih adalah laba yang sudah dikurangi dengan beban biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Deviden berasal dari laba bersih. Semakin tinggi angka NPM semakin baik , idealnya harus selaras dengan tingginya angka GPM ( Gross Profit Margin ) . Jangan sampai NPM yang tinggi berasal dari penjualan aset karena pendapatan dari penjualan aset tidak berulang, karena tidak mungkin perusahaan menjual asetnya setiap tahun.

Dividend Per Share ( DPS ): Deviden perlembar saham yang akan dibagikan kepada tiap pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham yang dimiliki.

Revenue Per Share ( RPS ) : Pendapatan dari penjualan produk suatu perusahaan yang sudah dibagi ke tiap lembar saham.

Cash Flow Per Share ( CFPS ) : Arus kas aktivitas operasi yang sudah dibagi ke tiap lembar saham nya. Kemudian untuk menentukan Price to Cash Flow Ratio (PCFR) didapat dari harga saham dibagi arus kas per saham.

Dividend Yield :Presentase deviden yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Operating Profit Margin ( OPM ) : Rasio yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba operasi.

Return On Equity ( ROE ) : Rasio yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dibanding ekuitas nya, sehingga bisa diketahui perusahaan dapat mengembalikan labanya dalam berapa tahun. Untuk memilih perusahaan yang pertumbuhan nya cepat, pastikan pengembalian return / pertumbuhan suatu perusahaan itu 10 -12 % atau lebih .

Debt Equity Ratio ( DER ) : Presentase hutang dari suatu perusahaan. Jika DER lebih dari 100 % artinya hutang nya sudah melebihi modal perusahaan tersebut.

Untuk dapat Deviden . Jika belum punya saham yang akan bagi Deviden, Kalian harus beli di terakhir saat Cum Date dan harus hold sampai Ex Date. Setelah itu Kalian terserah mau jual atau tidak.

Stock split : Pemecahan lembar saham.

Initial Public Offering (IPO) : Penawaran saham ke masyarakat luas yang diselenggarakan oleh Perusahaan. Jadi jual beli terjadi antara investor dan perusahaan, karena perusahaan yang ingin menjual saham pertama kalinya harus melalui IPO.

Auto Reject Atas ( ARA ) : Batasan maksimum kenaikan harga sebuah saham dalam satu hari.

Auto Reject Bawah ( ARB ) : Batasan maksimum penurunan harga sebuah saham dalam satu hari.

Auto Reject Bawah ( ARB ) : Batasan maksimum penurunan harga sebuah saham dalam satu hari.

Auto Reject Saham ( Auto Rejection ) : Batasan maksimum atau minimum kenaikan dan penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan bursa. Mekanisme auto rejection ini diberlakukan untuk melindungi investor dari fluktuasi harga saham yang terlalu tinggi.

Bullish : Trend naik atau menguat secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu.

Bearish : Trend turun atau melemah secara berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu

Sideways : Trend stabil , tidak naik dan juga tidak turun.

0 Response to "Istilah dalam Analisis Fundamental Saham"

Post a Comment