Pemerintah Akan Serius Benahi Pertelevisian Indonesia



Pemerintah Akan Serius Benahi Pertelevisian Indonesia - Nonton TV bagi sebagian orang udah jadi kebutuhan primer, tapi apakah dengan adanya acara TV sampah sekarang ada hal baik yang diperoleh penonton, yang ada malah menambah imajinasi dan daya khayal yang entah kemana. Mengingat yang ditontonnya bisa berubah jadi meong air, serigala atau apalah itu. Ditambah story yang ituitu aja. Katakanlah ftv, jumpa, nabrak, nyolot, pacaran, cemburuan, putus, trus balikan. What the hell is this?! Untuk yang masih labil ini bakalan dihantui dengan khalayan seperti itu. Sampah!!!



Bagi agan-aganwati yang lahir di era Tahun 90-an (ane 1994) pasti tau dengan aneka program TV asik pada masa itu. Seperti : Acara Musik (MTV Ampuh), Serial Kartun Nickelodeon (Sepongebob, Avatar, etc.), National Geographich (Wild Life, Seconds From Disaster, The World Most Amazing Videos), dan seluruh rekan-rekannya. Menurut ane program-program ini jelas seru dan sangat edukatif, ane yakin agan pasti sependapat.

Belakangan kita disuguhkan dengan acara TV yang enggak guna banget alias SAMPAH. Ngakunya acara ber-Genre musik, nyatanya joget-joget gak jelas pakai segment masak-masak segala. Variety Show yang isinya cuman "masak aerr masak aer" terus naburin tepung atau semen putih gitu ke lawan main. Infotainment yang ngebahas kehidupan para artis sampah alay gak jelas, emang penting dia mau cerai atau nikah malah sampe OnAir 7 Hari NonStop segala Live pulak. kan Syit!!! Yang paling parah ini Sinetron freak and nyampah. harimau lah, serigala lah, Emaakk... Fakk!!! Tambah lagi film import dari india atau turkey. Azu! makin gak jelas. Malah best friend kita Spongebob udah di relokasi entah kemana.

Sedikit informasi gan, kenapa belakangan acara sampah ini menjamur di TV UHF kita. Pengusaha siaran (red: Produser) hanya mengejar yang namanya Rating, dan Rating ini lah yang dijadikan tolak ukur bahwa Program dan siaran TV ramai peminat alias laku. (Lebih lanjut agan bisa googling : Cara Melihat Rating Televisi). Jika Rating suatu acara tinggi, maka disitulah Pengusaha produk akan memasang iklan nya. Karena sudah jelas bahwa akan banyak pasang mata yang melihat iklan tersebut. Produser akan melakukan cara apa saja guna mendongkrak Rating ini, walaupun siarannya 24 jam cuman joget-joget gak jelas "Asal Penonton Senang". Nah, statement yang terakhir inilah kata kuncinya. Kita senang ngeliat acara yang isinya ngebuli lawan main, joget gak jelas, kepo masalah rumah tangga orang. Dari situlah para Produser melihat minat penonton sebagai peluang pasar. Maka, produser ramai-ramai bikin acara TV sampah yang lain dan latah TV lain ikut-ikutan alias plagiat. Hanya sebagian TV yang masih sadar akan kodratnya 

Berikut Beritanya :

Quote:Jokowi Minta Program TV Tak Semata Mengejar Rating
Metrotvnews.com: Presiden Jokowi meminta program tv haruslah memberi edukasi kepada masyarakat, Jumat (21/8/2015). Presiden menyayangkan program tv yang berbau takhayul.
Editor: DFS
VIDEO

KPI dan Pemerintah akan Benahi Persoalan Penyiaran
Metrotvnews.com: Ketua KPI Judha Riksawan mengatakan pihaknya prihatin dengan penyiaran program tv jika dikaitkan dengan rating. Menurutnya, KPI dan pemerintah akan serius benahi penyiaran praogram tv, Jumat (21/8/2015).
Editor: DFS
VIDEO

Revolusi Mental Penyiaran TV akan Disosialisasikan
Metrotvnews.com: Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia Ishadi SK mendukung langkah pemerintah dalam merevolusi mental penyiaran televisi di Indonesia, Jumat (21/8/2015). Menurutnya revolusi mental penyiaran tv akan disosialisasikan.
Editor: DFS
VIDEO


Keresahan netizen sebenarnya cukup beralasan mengingat bahwa saat bocah seusia kita dulu (sekitar 7 sampai 10 Tahun) masih nengkrengnya di Nickelodeon Zone, tapi sekarang bocah umur segitu udah dipaksa nonton Serigala yang masuk sekolah, cinta-cintaan FTV yang isinya Bullsyit eneg banget (Jatuh kepleset ditangkep sama cowok trus pacarnya si cowok liatin pergokin mereka lagi pelukan - Oh Shittt. Come On!!!). Akhirnya mental bocah sekarang jadi mellow, lembek gan! Dan KPI sudah membuktikan acara yang temanya dikhususkan untuk anak, sebenarnya jauh dari Index standar KPI alias gak sesuai buat anak.

Sebelumnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Telah melaukan survey terhadap program yang ada pada Televisi Indonesia. Survey ini dimulai pada Maret 2015 hingga Apri 2015.

Berikut surat yang dikeluarkan KPI
Quote:PELAKSANA PENELITIAN 
Untuk melakukan penelitian ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan 9 perguruan tinggi di Indonesia, masing-masing: 
1. Universitas Islam Negeri Jakarta 
2. Universitas Islam Negeri Yogyakarta 
3. Universitas Diponegoro Semarang 
4. Universitas Airlangga Surabaya 
5. Universitas Hasanuddin Makasar 
6. Universitas Sumatera Utara Medan 
7. Universitas Islam Negeri Ambon 
8. Universitas LambungMangkurat Banjarmasin 
9. Universitas Udayana Bali 

RESPONDEN
Sampel responden yang disertakan dalam survei ini adalah seorang ahli - merujuk kepada orang yang mengikuti (menonton) televisi dan bisa memberikan penilaian atas program siaran televisi. Penelitian ini akan melibatkan 90 orang ahli di 9 kota di Indonesia, sehingga total ada 810 orang ahli.

HASIL PENELITIAN

  • Untuk program acara berita, indeks kualitas program adalah sebesar 3,58. Angka ini sedikit di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Program acara sinetron pada survei periode ini mendapatkan indeks kualitas sebesar 2,51. Angka ini masih di bawah 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Untuk program acara infotainment, survei menunjukkan indeks kualitas program acara adalah 2,34. Jauh di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Untuk program acara variety show, hasil survei memperlihatkan angka indeks kualitas sebesar 2,68. Angka ini jauh di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Pada survei periode ini, program acara talk show memperoleh angka indeks kualitas sebesar 3,78. Nilai ini di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Program acara religi dalam survei mendapatkan indeks kualitas sebesar 4,1. Angka ini di atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Bagaimana dengan program acara wisata / budaya. Hasil survei memperlihatkan, indeks kualitas untuk program ini adalah 4,09. Indeks ini di atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh 
    KPI. 
  • Hasil survei memperlihatkan, indeks kualitas untuk program acara komedi adalah 3,13. Angka ini masih di bawah 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Untuk program acara anak-anak, responden menilai kualitas program acara anak-anak masih kurang berkualitas. Indeks kualitas adalah 3,03, masih di bawah angka 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI.


KESIMPULAN

Acara Tidak Berkualitas (Memiliki index di bawah standar) a.k.a SAMPAH





“Emak Ijah Pengen ke Mekah” masuk ke jajaran sinetron yang tidak berkualitas.

“Sinema Pintu Tobat” juga masuk ke dalam kategori sinetron tak berkualitas.

Dan gelar sinetron dengan kualitas terburuk diberikan pada “7 Manusia Harimau” meong

Sementara variety show tak berkualitas pantas disematkan pada “Pesbukers”.

Selanjutnya ada “Duo Pedang”, tidak mengagetkan sama sekali.

Melengkapi daftar acara tak berkualitas ada “Late Night Show”


Jelas gua eneg banget liat list sampah di atas

    

Dan ini daftar acara yang masih layak dikonsumsi.



Silahkan agan lihat surat hasil survey KPI full version (PDF) DI SINI


Nah itu dia gan semoga kedepannya Televisi kita punya acara yang lebih berbobot, seru, dan edukatif. Yang gak semata-mata hanya untuk tujuan komersil. Isi Thread murni dari pemikiran ane. plus MetroTVNews dan KPI


Pemerintah Akan Serius Benahi Pertelevisian Indonesia - Nonton TV bagi sebagian orang udah jadi kebutuhan primer, tapi apakah dengan adanya acara TV sampah sekarang ada hal baik yang diperoleh penonton, yang ada malah menambah imajinasi dan daya khayal yang entah kemana. Mengingat yang ditontonnya bisa berubah jadi meong air, serigala atau apalah itu. Ditambah story yang ituitu aja. Katakanlah ftv, jumpa, nabrak, nyolot, pacaran, cemburuan, putus, trus balikan. What the hell is this?! Untuk yang masih labil ini bakalan dihantui dengan khalayan seperti itu. Sampah!!!



Bagi agan-aganwati yang lahir di era Tahun 90-an (ane 1994) pasti tau dengan aneka program TV asik pada masa itu. Seperti : Acara Musik (MTV Ampuh), Serial Kartun Nickelodeon (Sepongebob, Avatar, etc.), National Geographich (Wild Life, Seconds From Disaster, The World Most Amazing Videos), dan seluruh rekan-rekannya. Menurut ane program-program ini jelas seru dan sangat edukatif, ane yakin agan pasti sependapat.

Belakangan kita disuguhkan dengan acara TV yang enggak guna banget alias SAMPAH. Ngakunya acara ber-Genre musik, nyatanya joget-joget gak jelas pakai segment masak-masak segala. Variety Show yang isinya cuman "masak aerr masak aer" terus naburin tepung atau semen putih gitu ke lawan main. Infotainment yang ngebahas kehidupan para artis sampah alay gak jelas, emang penting dia mau cerai atau nikah malah sampe OnAir 7 Hari NonStop segala Live pulak. kan Syit!!! Yang paling parah ini Sinetron freak and nyampah. harimau lah, serigala lah, Emaakk... Fakk!!! Tambah lagi film import dari india atau turkey. Azu! makin gak jelas. Malah best friend kita Spongebob udah di relokasi entah kemana.

Sedikit informasi gan, kenapa belakangan acara sampah ini menjamur di TV UHF kita. Pengusaha siaran (red: Produser) hanya mengejar yang namanya Rating, dan Rating ini lah yang dijadikan tolak ukur bahwa Program dan siaran TV ramai peminat alias laku. (Lebih lanjut agan bisa googling : Cara Melihat Rating Televisi). Jika Rating suatu acara tinggi, maka disitulah Pengusaha produk akan memasang iklan nya. Karena sudah jelas bahwa akan banyak pasang mata yang melihat iklan tersebut. Produser akan melakukan cara apa saja guna mendongkrak Rating ini, walaupun siarannya 24 jam cuman joget-joget gak jelas "Asal Penonton Senang". Nah, statement yang terakhir inilah kata kuncinya. Kita senang ngeliat acara yang isinya ngebuli lawan main, joget gak jelas, kepo masalah rumah tangga orang. Dari situlah para Produser melihat minat penonton sebagai peluang pasar. Maka, produser ramai-ramai bikin acara TV sampah yang lain dan latah TV lain ikut-ikutan alias plagiat. Hanya sebagian TV yang masih sadar akan kodratnya 

Berikut Beritanya :

Quote:Jokowi Minta Program TV Tak Semata Mengejar Rating
Metrotvnews.com: Presiden Jokowi meminta program tv haruslah memberi edukasi kepada masyarakat, Jumat (21/8/2015). Presiden menyayangkan program tv yang berbau takhayul.
Editor: DFS
VIDEO

KPI dan Pemerintah akan Benahi Persoalan Penyiaran
Metrotvnews.com: Ketua KPI Judha Riksawan mengatakan pihaknya prihatin dengan penyiaran program tv jika dikaitkan dengan rating. Menurutnya, KPI dan pemerintah akan serius benahi penyiaran praogram tv, Jumat (21/8/2015).
Editor: DFS
VIDEO

Revolusi Mental Penyiaran TV akan Disosialisasikan
Metrotvnews.com: Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia Ishadi SK mendukung langkah pemerintah dalam merevolusi mental penyiaran televisi di Indonesia, Jumat (21/8/2015). Menurutnya revolusi mental penyiaran tv akan disosialisasikan.
Editor: DFS
VIDEO


Keresahan netizen sebenarnya cukup beralasan mengingat bahwa saat bocah seusia kita dulu (sekitar 7 sampai 10 Tahun) masih nengkrengnya di Nickelodeon Zone, tapi sekarang bocah umur segitu udah dipaksa nonton Serigala yang masuk sekolah, cinta-cintaan FTV yang isinya Bullsyit eneg banget (Jatuh kepleset ditangkep sama cowok trus pacarnya si cowok liatin pergokin mereka lagi pelukan - Oh Shittt. Come On!!!). Akhirnya mental bocah sekarang jadi mellow, lembek gan! Dan KPI sudah membuktikan acara yang temanya dikhususkan untuk anak, sebenarnya jauh dari Index standar KPI alias gak sesuai buat anak.

Sebelumnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Telah melaukan survey terhadap program yang ada pada Televisi Indonesia. Survey ini dimulai pada Maret 2015 hingga Apri 2015.

Berikut surat yang dikeluarkan KPI
Quote:PELAKSANA PENELITIAN 
Untuk melakukan penelitian ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan 9 perguruan tinggi di Indonesia, masing-masing: 
1. Universitas Islam Negeri Jakarta 
2. Universitas Islam Negeri Yogyakarta 
3. Universitas Diponegoro Semarang 
4. Universitas Airlangga Surabaya 
5. Universitas Hasanuddin Makasar 
6. Universitas Sumatera Utara Medan 
7. Universitas Islam Negeri Ambon 
8. Universitas LambungMangkurat Banjarmasin 
9. Universitas Udayana Bali 

RESPONDEN
Sampel responden yang disertakan dalam survei ini adalah seorang ahli - merujuk kepada orang yang mengikuti (menonton) televisi dan bisa memberikan penilaian atas program siaran televisi. Penelitian ini akan melibatkan 90 orang ahli di 9 kota di Indonesia, sehingga total ada 810 orang ahli.

HASIL PENELITIAN

  • Untuk program acara berita, indeks kualitas program adalah sebesar 3,58. Angka ini sedikit di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Program acara sinetron pada survei periode ini mendapatkan indeks kualitas sebesar 2,51. Angka ini masih di bawah 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Untuk program acara infotainment, survei menunjukkan indeks kualitas program acara adalah 2,34. Jauh di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Untuk program acara variety show, hasil survei memperlihatkan angka indeks kualitas sebesar 2,68. Angka ini jauh di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Pada survei periode ini, program acara talk show memperoleh angka indeks kualitas sebesar 3,78. Nilai ini di bawah standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Program acara religi dalam survei mendapatkan indeks kualitas sebesar 4,1. Angka ini di atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Bagaimana dengan program acara wisata / budaya. Hasil survei memperlihatkan, indeks kualitas untuk program ini adalah 4,09. Indeks ini di atas standar 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh 
    KPI. 
  • Hasil survei memperlihatkan, indeks kualitas untuk program acara komedi adalah 3,13. Angka ini masih di bawah 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI. 
  • Untuk program acara anak-anak, responden menilai kualitas program acara anak-anak masih kurang berkualitas. Indeks kualitas adalah 3,03, masih di bawah angka 4 (berkualitas) yang ditetapkan oleh KPI.


KESIMPULAN

Acara Tidak Berkualitas (Memiliki index di bawah standar) a.k.a SAMPAH





“Emak Ijah Pengen ke Mekah” masuk ke jajaran sinetron yang tidak berkualitas.

“Sinema Pintu Tobat” juga masuk ke dalam kategori sinetron tak berkualitas.

Dan gelar sinetron dengan kualitas terburuk diberikan pada “7 Manusia Harimau” meong

Sementara variety show tak berkualitas pantas disematkan pada “Pesbukers”.

Selanjutnya ada “Duo Pedang”, tidak mengagetkan sama sekali.

Melengkapi daftar acara tak berkualitas ada “Late Night Show”


Jelas gua eneg banget liat list sampah di atas

    

Dan ini daftar acara yang masih layak dikonsumsi.



Silahkan agan lihat surat hasil survey KPI full version (PDF) DI SINI


Nah itu dia gan semoga kedepannya Televisi kita punya acara yang lebih berbobot, seru, dan edukatif. Yang gak semata-mata hanya untuk tujuan komersil. Isi Thread murni dari pemikiran ane. plus MetroTVNews dan KPI

0 Response to "Pemerintah Akan Serius Benahi Pertelevisian Indonesia"

Post a Comment